Lomba
Kini Elora sudah sampai di lab, seperti yang di ketahui bahwa lab adalah tempat Elora akan memulai perlombaan men-design. Kini Neisya juga sudah terlihat di depan pintu, anak itu sangat ceria seperti nya dia sangat percaya diri akan kemenangan nya hari ini.
Panitia lomba dan kak Keina memasuki ruangan perlombaan, para panitia terlebih dahulu menyapa para peserta, dan segera membacakan peraturan perlombaan.
“Baiklah akan saya bacakan peraturan perlombaan design pada pagi hari ini. Yang pertama, tidak boleh melihat refrensi dari sumber manapun, harus murni dari ide sendiri. Yang kedua, harus menggunakan ipad sendiri dan tidak meminjam minjam pada peserta lain, jika meminjam atau menggangu peserta lain maka akan di diskualifikasi. Yang keti—” belum selesai dibacakan Elora mengangkat tangan nya dan memanggil Bu Fera selaku panitia lomba.
“Ya silahkan Elora ada apa.”
“Ipad saya mati, tapi peraturan nya harus pake ipad sendiri, gimana bu?” tanya Elora.
Bu Fera dan panitia lainnya tampak berdiskusi, namun bukan Neisya namanya kalau ia tidak ikut andil dalam masalah yang ada.
“Diskualifikasi aja bu, peraturan nya begitu kan? Kita harus taat peraturan dong bu.” teriak Neisya penuh semangat
Panitia tampak menimang perkataan Neisya yang memang benar adanya, mereka tidak mau ada kecurangan dalam lomba ini terlebih lomba ini adalah lomba design pertama yang diadakan pada sekolah ini.
“Pake ipad gue,” Hayden datang dengan sebuah ipad yang entah darimana ia dapatkan
“Loh bu, kan harus pake ipad sendiri gimana nih bu? nggak adil banget kalo gini.”
“Iya bu, gimana sih, katanya mau memberikan first impression yang baik di sekolah ini.”
Peserta lainnya semakkin menyalah kan panitia yang hanya diam saat Elora di beri ipad oleh Hayden.
“Elora, silahkan meninggalkan tempat.” ucap seorang panitia
“Biarin dia ikut lomba, kalau ada yang bermasalah atau apapun kabarin ke saya.” ucap Hayden meyakinkan panitia
Akhirnya Elora melanjutkan perlombaan dengan memakai ipad Hayden.
Dan Neisya mengeratkan tangan nya pada stylus pen, muka nya memerah akibat marah yang tertahan.