clamortea

Rehan masih terdiam di dalam mobil nya, sudah 10 menit setelah pesawat Clatra terbang meninggalkan ibukota.

Kertas yang dititipkan nya pun masih di tangan nya, karena penasaran ia membuka nya tak lupa dia berbiacara seakan izin kepada Clatra untuk membuka nya, semoga tidak marah.


Untuk, Alea.

Adik manis, ini pertama kali nya gue nulis panjang kayak gini buat lo, only for you. Setelah kejadian lo bunuh adek gue yang terakhir gue bener bener trauma, ngga tau harus mikir gimana sekarang akhirnya gue begini, jadi kayak gini. Mau nyalahin lo pun gue gabisa kan?

Asal lo tau, yang sakit bukan cuman dia, gue juga. Sakit gue lebih dari 10 tahun ini membunuh gue dari segi mental. Gue berusaha semaksimal mungkin jadi yang terbaik buat lo saat itu, tapi ternyata usaha gue kerasa banget dikhianatiin ya, Al?

Al, bertahan selama 10 tahun menurut gue bukan apa apa, biasanya kanker tuh bertahan 5 tahun setelah diagnosis kan? hebat nggak gue bisa bertahan 10 tahun?

Maaf ya Al gue gabisa dateng ke persidangan lo, tapi semoga penjara bisa buat lo sadar kalo ternyata dunia ga selalu berpihak ke lo.

Kita ketemu di cerita selanjutnya ya?


Rehan selesai membaca surat itu, surat yang seharusnya tidak ia baca sedari awal. Akankah dia bisa bertemu Clatra juga di cerita selanjutnya?

Rehan masih terdiam di dalam mobil nya, sudah 10 menit setelah pesawat Clatra terbang meninggalkan ibukota.

Kertas yang dititipkan nya pun masih di tangan nya, karena penasaran ia membuka nya tak lupa dia berbiacara seakan izin kepada Clatra untuk membuka nya, semoga tidak marah.

*Untuk, Alea.

Adik manis, ini pertama kali nya gue nulis panjang kayak gini buat lo, only for you. Setelah kejadian lo bunuh adek gue yang terakhir gue bener bener trauma, ngga tau harus mikir gimana sekarang akhirnya gue begini, jadi kayak gini. Mau nyalahin lo pun gue gabisa kan?

Asal lo tau, yang sakit bukan cuman dia, gue juga. Sakit gue lebih dari 10 tahun ini membunuh gue dari segi mental. Gue berusaha semaksimal mungkin jadi yang terbaik buat lo saat itu, tapi ternyata usaha gue kerasa banget dikhianatiin ya, Al?

Al, bertahan selama 10 tahun menurut gue bukan apa apa, biasanya kanker tuh bertahan 5 tahun setelah diagnosis kan? hebat nggak gue bisa bertahan 10 tahun?

Maaf ya Al gue gabisa dateng ke persidangan lo, tapi semoga penjara bisa buat lo sadar kalo ternyata dunia ga selalu berpihak ke lo.

Kita ketemu di cerita selanjutnya ya?

Rehan selesai membaca surat itu, surat yang seharusnya tidak ia baca sedari awal. Akankah dia bisa bertemu Clatra juga di cerita selanjutnya?

Acara berjalan lancar, para tamu pun terlihat senang dengan acara pernikahan ini.

“Tante selamat ya atas pernikahan nya, semoga jadi rumah tangga yang terus berada di jalan Tuhan.” ucap Derian sambil tersenyum, Alea terlihat malas menanggapi perkataan abang nya yang satu ini terlebih Jilan belum juga sampai ke dalam gedung.

Setelah mengetahui Alea datang bersama rich group yang pasti nya ada Rehan dan Kenzo, Clatra terlihat frustasi. Ia bahkan sedang tidak merencanakan apapun tapi dia terlihat tenang dan santai.

“Oh hai Clatra, kamu ada disini?” tanya Alea tiba-tiba

“Iya.”

Kenzo dan Rehan yang bersama Alea tampak binggung kenapa Clatra berada disini. Tapi dia juga sedikit mengerti acara ini mengundang banyak orang dan berbagai koneksi tentunya.

“Ah iya Clatra ini masih sakit tau aku, masih luka luka nih liat.” Alea menunjukkan lukanya yang sebagian besar di buat buat oleh nya agar terlihat seperti orang yang tersakiti.

“Kemarin aku juga liat kamu ketemu orang misterius gitu siapa?”

“Kamu kayaknya suka sama Rehan ya? atau sama Kenzo? Kenzo sih sama aku ya kalau Rehan otw si kayaknya.”

“Jilan juga ya Cla, jangan di deketin, jangan kayak murahan.”

“Wanna hear something?” potong Clatra di sela sela omongan Alea.

Yang lain tampak tertarik untuk mendengar apa yang keluar dari mulut Clatra.

“Ada seorang anak lahir dari sebuah kesalahan, tapi mesti begitu kita semua sayang banget sama dia. Kita biayain semua kebutuhan dia, tapi emang dasar nya gak tau diri dia malah ngebunuh adek gue. Dia dibikin amnesia sama keluarga kita, dan akhirnya dia di adopsi sama seseorang. Tapi orang itu tau anak yang di adopsi dari mana makanya dia tetap tunduk dan ga pernah sekalipun berontak karena sayang uang, tapi waktu itu dia ngga sengaja ngelakuin kesalahan ngebuat perusahaan nya bangkrut.”

Clatra berdiri dan menjulurkan tangannya,

“Iya, orang yang gue ceritain itu Alea, anak yang lahir dari selingkuhan papi gue. Jilan sama gue adek kakak, dan kenalin gue Clatra Derlaj Derotama anak dari pemilik perusahaan D’Corps.”

“BANGSAT, INI KENAPA BISA GOSONG?” teriak Jilan saat melihat sosis-sosis dan makanan yang sedang di bakar gosong seketika. Ia melihat ke arah Alea, tadi Jilan menyuruh Alea untuk melihat masakkan mereka agar tidak gosong tapi Alea malah pergi dan sibuk berfoto seperti siang tadi.

Tanpa basa-basi Jilan berjalan ke arah Alea, “foto teros, masakan sampe gosong gara gara lo, niat bantu ngga si?” tanya Jilan, yang di tanya hanya bersedekap dada.

“Yang liburan bukan cuman aku atau kamu, yang lain juga liburan, kenapa ga minta tolong mereka aja?” jawab Alea sinis sambil meneruskan acara memotret dirinya.

Jilan memilih menggalah daripada harus berdebat dengan nenek lampir satu ini, berteman dengan nya saja sudah membuat dia sakit kepala setiap hari. Kenapa Kenzo betah dengan sikap Alea?

Hari sudah semakin gelap, acara barbeque mereka sudah selesai, Rehan memilih untuk ke kamar sementara yang lain masih stay di tempat perapian. Alea berinisiatif mengajak Clatra melihat bintang di pinggir sungai yang tak jauh dari villa mereka, tentu nya masih bisa terlihat jelas oleh penghuni villa.

“Bintang nya indah ya.” ucap Alea

Alih-alih menjawab ia melihat ke arah Alea, anak ini tidak berubah ketika sedang senang.

“Iya, indah.” jawab nya singkat

Mendengar itu membuat otak Alea bekerja lebih keras agar rencana yang disusun nya bisa berjalan mulus tanpa hambatan.

Tanpa pikir panjang Alea menjalan kan rencana nya dengan mulus.

“Saking indah nya, mereka sampe malu malu buat muncul dari balik awan.” dirinya maju ke depan Clatra, ia melihat teman teman nya sedang tidak sibuk dengan ponsel mereka masing masing membuat Alea senang, terlebih Kenzo yang sedari tadi melihat kearah mereka.

Alea dengan cepat menaruh tangan Clatra seolah dia mendorong Alea ke sungai itu.

“AAHHH” Alea terjatuh, mendengar teriakkan itu mereka semua yang ada di villa melihat ke arah Alea dan Clatra, Kenzo yang melihat itu berlari kencang ke arah mereka.

“Gak nyangka gue sama lo.” setelah mengatakannya ia menceburkan dirinya ke dalam air.

Clatra hanya meletakkan tangannya di dada, tidak ada raut ke panikkan di wajah nya. Dirinya melihat ke arah kanan tempat kejadian mereka, lalu ia tersenyum.

Rehan, laki laki itu sudah sampai daripada yang lain nya, ia keluar dari mobil nya dan menuju ke dalam villa. Villa ini terkesan bagus dan worth it untuk harga nya, villa yang mereka pilih—ralat Alea yang milih—memiliki private pool dan villa mereka berhadapan langsung dengan gunung.

Tin! tin!

Terdengar klakson mobil dari luar villa, Rehan sudah tau klakson siapa itu tanpa melihatnya. Dia sudah terlalu hafal.

“Rehan!” yang di panggil menengok ke arah suara, sudah tentu suara itu berasal dari Alea.

“Lo kenapa ga milih kamar?” tanya Jilan pada Rehan.

Yang di tanya sibuk memainkan ponsel nya, “gue nungguin kalian, kalo nanti gue milih terus ada yang mau kamar nya malah rebutan, gue males rebutan.”

Brian mengangguk paham, dia baru tau bahwa Rehan tidak suka berebutan.

Di sisi lain, Alea tengah memilih kamar bersama Nayla, diikuti Clatra di belakang mereka. Sejujurnya Clatra malas untuk tidur bersama mereka, di villa ini kamar hanya ada 2 dengan 3 kasur masing masing kamar.

“Aduh kita bertiga dimana ya? yang di sini atau yang di sana?” tanya Alea

“Emang apa bedanya? sama sama kamar.”

“Beda dong, kamar yang itu kalo ke teras nya hadap hadapan langsung sama gunung, kalo yang ini teras nya ga ngadep ke arah gunung.” jelas Alea panjang

Clatra memutar kedua bola matanya, ini yang sangat tidak ia sukai dari Alea sejak dulu, selalu menyulitkan sesuatu. Lantas dirinya berjalan ke arah kamar yang memiliki teras yang menghadap ke arah gunung.

“Loh Clatra? aku mau yang ga ngadep gunung teras nya.”

“Ribet.”

Tidak berbeda jauh dengan para gadis gadis, kini laki laki juga repot siapa yang akan tidur dimana, seperti yang diketahui bahwa di villa ini hanya ada 2 kamar dengan 3 kasur di dalam nya.

“Lagian siapa si yang milih nih villa?” tanya Brian kesal

“Alea.” kesal mendengar nya, Brian memutuskan untuk tidur di ruang tengah villa ini tentu nya bersama Jilan itu pun di paksa, katanya Brian takut tidur sendiri jika di luar rumah.

Setelah perbedatan panjang tadi, kini mereka semua sudah ada di depan villa, ada Kenzo yang sedang menikmati udara segar puncak, ada Rehan yang memilih tidur di kursi depan, ada Jilan dan Brian yang sedang menyiapkan acara barbeque an malam ini.

Tentu nya di bantu para gadis kecuali Alea, anak itu sibuk foto foto, katanya ingin update ke para fans nya bahwa dia sekarang ada di Bogor. Siapa tau bisa meet & great dadakan.

Rehan, laki laki itu sudah sampai daripada yang lain nya, ia keluar dari mobil nya dan menuju ke dalam villa. Villa ini terkesan bagus dan worth it untuk harga nya, villa yang mereka pilih—ralat Alea yang milih—memiliki private pool dan villa mereka berhadapan langsung dengan gunung.

Tin! tin!

Terdengar klakson mobil dari luar villa, Rehan sudah tau klakson siapa itu tanpa melihatnya. Dia sudah terlalu hafal.

“Rehan!” yang di panggil menengok ke arah suara, sudah tentu suara itu berasal dari Alea.

“Lo kenapa ga milih kamar?” tanya Jilan pada Rehan.

Yang di tanya sibuk memainkan ponsel nya, “gue nungguin kalian, kalo nanti gue milih terus ada yang mau kamar nya malah rebutan, gue males rebutan.”

Brian mengangguk paham, dia baru tau bahwa Rehan tidak suka berebutan.

Di sisi lain, Alea tengah memilih kamar bersama Nayla, diikuti Clatra di belakang mereka. Sejujurnya Clatra malas untuk tidur bersama mereka, di villa ini kamar hanya ada 2 dengan 3 kasur masing masing kamar.

“Aduh kita bertiga dimana ya? yang di sini atau yang di sana?” tanya Alea

“Emang apa bedanya? sama sama kamar.”

“Beda dong, kamar yang itu kalo ke teras nya hadap hadapan langsung sama gunung, kalo yang ini teras nya ga ngadep ke arah gunung.” jelas Alea panjang

Clatra memutar kedua bola matanya, ini yang sangat tidak ia sukai dari Alea sejak dulu, selalu menyulitkan sesuatu. Lantas dirinya berjalan ke arah kamar yang memiliki teras yang menghadap ke arah gunung.

“Loh Clatra? aku mau yang ga ngadep gunung teras nya.”

“Ribet.”

Tidak berbeda jauh dengan para gadis gadis, kini laki laki juga repot siapa yang akan tidur dimana, seperti yang diketahui bahwa di villa ini hanya ada 2 kamar dengan 3 kasur di dalam nya.

“Lagian siapa si yang milih nih villa?” tanya Brian kesal

“Alea.” kesal mendengar nya, Brian memutuskan untuk tidur di ruang tengah villa ini tentu nya bersama Jilan itu pun di paksa, katanya Brian takut tidur sendiri jika di luar rumah.

Setelah perbedatan panjang tadi, kini mereka semua sudah ada di depan villa, ada Kenzo yang sedang menikmati udara segar puncak, ada Rehan yang memilih tidur di kursi depan, ada Jilan dan Brian yang sedang menyiapkan acara barbeque an malam ini.

Tentu nya di bantu para gadis kecuali Alea, anak itu sibuk foto foto, katanya ingin update ke para fans nya bahwa dia sekarang ada di Bogor. Siapa tau bisa meet & great dadakan.

Dekorasi super mewah telah menghiasi seluruh ruangan private cafe, disana telah terpasang tulisan besar “Selamat atas bergabung nya Alea Arstya ke Laurence Ent”.

Alea membuka twitter nya, melihat followers twitter yang kini semakin bertambah banyak dari sebelumnya, bahkan akun twitter nya kini telah bercentang biru tanda resmi.

Terlihat segerombolan anak muda memasuki ruangan private cafe tersebut, Alea yang melihat nya langsung menghampiri mereka dan menyuruh mereka untuk duduk selagi menunggu acara dimulai.

“Gue kira dia cuman nraktir kita biasa aja, tapi ini kenapa heboh bener anjir?” tanya Nayla dengan suara berbisik

“I don't know.” Clatra memilih untuk menjawab singkat daripada harus merespon omongan nayla panjang, karena anak itu pasti akan bertanya banyak dan akan membuyarkan semua rencana di kepala nya.

Alea mengetuk mic dan mulai berbicara.

“Test, halo semuanya! Terima kasih ya udah mau dateng ke acara yang aku bikin. Maaf kalau terkesan mewah banget soalnya kan aku udah jadi artis kalo belom juga engga akan bikin se mewah ini.” ucap nya panjang

“Yaudah kalo gitu, nikmatin traktiran aku ya! makan dan pesen aja sepuasnya, aku tinggal dulu.” setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Alea turun dari panggung dan menuju ke luar cafe.

Ketika Clatra sedang menikmati makanan nya tiba-tiba ia dihampiri oleh salah satu pelayan,

“Halo kak maaf sebelumnya, semua makanan dan dekorasi ini belum dibayar tapi kakak yang memesan sudah pergi. Jadi ini siapa yang bayar ya kak?”

Clatra menggeleng kan kepala nya sembari mengeluarkan kartu atm, “biar saya yang bayar.”

Antara Clatra yang terlalu lama bertindak atau memang Alea yang terlalu cepat tanggap untuk tau apa yang sedang di rencanakan Clatra.